**************************
Setiap orang, terutama anak muda, pastinya kan punya
keinginan untuk bebas mengembangkan dirinya. Bebas berkreasi, pengen membuktikan
kalo dirinya bisa dan bukan orang sembarangan. Pengen membuktikan kalo dia itu
bisa sukses. Termasuk saya, kamu, kalian juga, pasti ada keinginan semacam itu.
Intinya aktualisasi diri agar diterima di lingkungan masyarakat.
Caranya ya tentu saja bervariasi, tergantung dari
lingkungan mana yang pengen didapatkan pengakuannya. Kalo dia ingin terjun ke
lingkungan yang menganggap orang pintar itu keren, tentunya yaa dia akan
belajar segiat mungkin agar diterima oleh orang-orang di lingkungan itu. Kalo
dia ingin masuk ke lingkungan yang mengaggap orang yang badannya bagus itu
keren, pastinya yaa dia bakal lebih sering work out ke gym, bikin
badannya jadi bagus, berotot dan ideal, agar diterima dilingkungan tersebut.
Dan sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang lain.
Cuman, dalam upaya agar diterima di lingkungan
masyarakat tertentu, ada orang-orang yang, istilahnya, kebablasan dalam
berusaha. Saking kelewat pengennya dia agar diakui oleh masyarakat, dia jadi lose
control, lupa diri dan malah melakukan sesuatu yang justru membahayakan
dirinya.
Kasus-kasus seperti sekelompok pemuda yang overdose
karena lagi pesta miras oplosan (itu merekanya yang emang udah gila siih, masa’
iya miras dicampur sama Baygon lah, sol sepatu lah), para muda-mudi yang
memamerkan foto mereka sedang beradegan gak senonoh, bikin graffiti di
tembok rumah orang pake gambar kemaluan ato bahasa-bahasa kasar, bisa jadi salah
satu contohnya.
Biasanya anak-anak yang seperti itu kan mereka yang
merasa gak dapet kasih saying di rumah, gak cukup dapet perhatian dari
keluarga, ato justru anak-anak yang terlalu dikerasin sama ortunya. Intinya
mereka yang gak bisa mengekspresikan diri mereka dengan cara yang bener,
jadinya mereka memilih untuk melampiaskannya di luar. Caper ke orang-orang
lain, tapi caranya salah. Berusaha untuk tumbuh dengan caranya sendiri, tapi
kebablasan.
Persis seperti tumor.
Loh?
Kok tumor?
Iya, tumor kan sel yang tumbuhnya kelewat cepet. Ini
bisa terjadi soalnya ada salah satu komponen sel, yang fungsinya cukup penting
buat pembelahan sel, Protein Kinase C, kelebihan jumlahnya. Jadi pas
sel-sel yang lain masih membelah diri jadi dua, empat sel, si sel tumor ini
udah tumbuh jadi puluhan bahkan ratusan sel yang bikin kelompok sendiri.
Apa bagus?
Tenyata nggak.
Kumpulan sel-sel yang kebablasan pertumbuhannya
itu ternyata bisa mengganggu dan menghambat pertumbuhan sel-sel normal di
sekitarnya. Si sel-sel normal itu akhirnya jadi ‘kejepit’, gak bisa
beraktifitas normal, dan ujung-ujungnya malah mati. Dan parahnya, kalo udah
dalam tahap akut, si tumor ini nantinya juga bakal nyebar ke bagian tubuh yang
lain, jadi kanker. Aktivitasnya yaa gak beda jauh dengan pas jadi tumor,
mengganggu aktivitas sel-sel di sekitarnya.
Apa tubuh kita gak melakukan sesuatu untuk menghabisi
si tumor ini? Tentu iya, cuman karena si sel tumornya ini yang udah kelewat kuat,
jadi sel-sel pertahanan tubuh kita sendiri kewalahan.
Cara yang bisa ditempuh yaa akhirnya operasi. Membuang
si tumor ini. Daripada mengacau di dalam tubuh, ya kan?
Naahh, sekarang siapa yang mau jadi kaya’ si tumor
ini? Tentunya gak ada toh. Jangan sampai karena keinginan egois kita pribadi
untuk mengembangkan diri kita, untuk menujukkan/memamerkan jati diri kita, kita
jadi lupa diri, lupa untuk mengontrol diri kita sendiri. Emang ingin berkarya
itu baik, tapi kudu tetep tau aturannya kan? Tetep harus memperhatikan
norma-norma sosial yang ada di masyarakat kita. Kalo gak, yaa siap-siap aja kita
disebut Tumor Masyarakat. Siap-siap aja bernasib sama seperti si tumor itu, di’operasi’
dari lingkungan masyarakat, alias dipaksa untuk keluar, dikucilkan. Alih-alih
mendapat pengakuan yang kita idam-idamkan, yang kita dapat justru kecaman,
hinaan dan caci-makian.
Karena yaa emang kitanya yang gak tau batas, malah
mengganggu keamanan dan kenyamanan penduduk sekitar. Berkarya dengan baik,
bahkan kalau perlu mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar, seperti
ngadain kerja bakti bersihin kali kah, meramaikan langgar di kampung setempat
kah.
Kan masih banyak aktivitas positif lain, yang selain
bisa membantu kita menunjukkan ke masyarakat “siapa diri kita sebenarnya”,
tetapi juga mendapat bantuan & dukungan dari orang-orang. Bikin mereka
seneng, ato seenggaknya gak bikin mereka risih.
Bisa
kan? Pasti bisa.
NB: Jika kalian merasa konten blog ini menarik, bisa like Facebook: CalonDokter, untuk update postingan berikutnya.
Ditunggu komentar, kritik & sarannya yaa agar CalonDokter semakin berkembang!
Terima kasih ^0^
No comments:
Post a Comment